Wednesday, August 03, 2011

MENINGKATKAN “MOOD” SAAT BERPUASA

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Pada bulan ini seluruh Muslim di dunia yang beriman kepada Allah SWT diwajibkan untuk melakukan salah satu Rukun Islam yaitu puasa. Selain itu pada bulan ini, pahala yang disediakan di “diskon” sebesar-besarnya dan menaikkan “harga” setiap dosa. Maka dari itu, para ulama sering berkata, “Pada Bulan Ramadhan, semua pintu-pintu Surga dibuka lebar, dan pintu Neraka ditutup rapat-rapat”. Bulan Agustus ini bertepatan tanggal 1 Agustus 2011, seluruh umat Islam khususnya di Indonesia menunaikan ibadah puasa.
Pada saat awal-awal berpuasa mungkin masyarakat Indonesia masih bersemangat dan bergairah dalam menjalankan ibadah puasa. Selain itu, masjid-masjid di seluruh pelosok negeri penuh bahkan sampai ke tengah jalan. Namun pada saat hari ke-15 sampai 20 sebagian masyarakat Indonesia mungkin merasa lelah dan jenuh dalam menunaikan ibadah puasa, selain itu masjid juga semakin berkurang jamaahnya pada hari-hari tersebut. Ini merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas yang sampai saat ini masih belum bisa dijelaskan penyebabnya. Padahal pahala berlipat ganda pada Bulan Ramadhan ini.

SI TEMBAKAU PENGHANCUR


Dewasa ini, rokok merupakan salah satu konsumsi terbanyak masyarakat di dunia tak terkecuali di Indonesia. Hampir sebagian besar penduduk di Indonesia mengonsumsi rokok tiap harinya. Tapi, tahukah anda bahwa asap rokok yamg dikeluarkan manusia ikut ambil bagian dalam pemanasan global yang semakin memprihatinkan. Asap mengandung unsur paling mematikan dan paling berbahaya. Salah satunya adalah senyawa Karbon Monoksida (CO) yang sudah mendapat label “zat pembunuh”. Memang tepat label tersebut diberikan karena bila dihirup oleh manusia dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ-organ penting seperti paru-paru dan jantung. Apalagi yang membahayakan adalah zat tersebut bisa merusak saluran kencing.
Tidak hanya itu, senyawa tersebut dapat mengikis lapisan ozon (O3) yang kerusakannya “sudah dibantu” oleh efek rumah kaca dan pembentukan CFC. Penelitian yang dilakukan di laboratorium di Amerika membuktikan bahwa 3 batang asap rokok mempuyai kandungan senyawa yang lebih berbahaya daripada asap yang dikeluarkan oleh 1 kendaraan bermotor. Padahal, dilihat dari jumlah volume asap yang dikeluarkan asap kendaraan lebih banyak mengeluarkan volume asap yang lebih banyak.
Tetapi rokok mempunyai sisi positif. Sejauh ini sisi positif rokok adalah sebagai salah satu penyumbang pajak negara dan memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk karena sebuah pabrik rokok dapat memekerjakan buruh dalam produksinya. Apabila rokok dilarang beredar maka jutaan buruh akan mengalami PHK dan penghasilan negara dari cukai tembakau akan berkurang.
Pemerintah sudah berupaya agar mengurangi konsumsi rokok dengan menuliskan peringatan di setiap bungkus rokok tapi upaya ini tidak efektif. Lembaga Agama ikut mengambil tindakan. Beberapa saat lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara resmi mengeluarkan fatwa bahwa mengonsumsi rokok hukumnya adalah makruh untuk dewasa dan haram untuk remaja dan anak-anak. Tindakan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah konsumen rokok termasuk di dalamnya adalah Umat Muslim.
Dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa rokok mempunyai lebih banyak efek negatif daripada positif. Memang sulit bahkan sudah terlambat apabila kita mencoba menyadarkan para perokok apalagi perokok berat. Maka dari itu, kita harus bisa memberi pengetahuan kepada generasi mendatang tentang bahaya rokok di masa depan dan dapat memanjangkan umur bumi ini yang sudah “senja”.


Nama : Reda Taradipa
Email : redataradipa@yahoo.com

“FROM FKIP WITH EDUCATION”

Pada saat ini, Indonesia telah berada dalam lingkar globalisasi antar negara-negara di dunia. Globalisasi ini meliputi segala bidang diantaranya politik, perdagangan, kesehatan, pendidikan, budaya, dan lain-lain yang berpengaruh pada setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, globalisasi mempunyai tujuan yang baik yaitu menghilangkan berbagai hambatan batas antar negara dalam hubungan internasional agar hubungan tersebut berjalan efektif dan efisien. Di sisi lain, globalisasi juga berdampak terjadinya kegagapan masyarakat untuk mengikuti arah globalisasi akibat dari ketidaksiapan masyarakat untuk menerima dan bersaing dengan negara lain yang secara teknis mempunyai tingkat SDM yang lebih tinggi. Inilah yang menjadi permasalahan internal negara Indonesia ketika bangsa ini telah meyetujui untuk ikut serta dalam lingkar globalisasi beberapa waktu yang lalu.

Saturday, July 23, 2011

“LANGIT YANG KEBINGUNGAN”

Kita pasti mengetahui bahwa beberapa tahun belakangan keadaan iklim berubah. Begitu pula keadaan cuaca yang sulit untuk diprediksi. Untuk di Indonesia khususnya di Kota Solo mempunyai dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Terkadang musim ini silih berganti tak beraturan. Sekarang hujan besok mulai panas dan begitu pula sebaliknya. Bahkan dalam satu hari pernah ada dua cuaca sekaligus, terkadang pagi panas sore hujan deras dan sebaliknya. Seolah-olah langit sedang sakit atau “kebingungan” sehingga cuaca menjadi tak teratur.
Kita tinggalkan kiasan tersebut dan beralih pada fakta yang telah terjadi. Telah kita ketahui bersama bahwa bumi semakin panas akibat pemanasan global yang penyebabnya adalah efek rumah kaca akibat emisi gas buang bahan bakar fosil seperti bensin, minyak, batu bara, dan lain-lain. Di Indonesia khususnya di Solo yang terletak di garis khatulistiwa perubahan ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Mungkin yang paling merasakan adalah masyarakat yang bekerja di lapangan atau masyarakat yang naik kendaraan roda dua. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa keadaan seperti ini akan semakin parah setiap tahunnya mengingat pengguna kendaraan bermotor bertambah setiap tahunnya dan lahan untuk penghijauan berkurang karena pembukaan lahan atau untuk perumahan.